Sebelum mengetahui kebijakan pemeritah dalam ekonomi makro dan mikro. Mari kita mengetahui arti dari masing - masing. Ekonomi Makro adlah bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis kegiatan perekonomian secara keseluruhan (dalam lingkuo luas) seperti inflasi, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, neraca pembayaran, investasi, dan lain - lain. Teori mikroekonomi itu sendiri dapat didefinisikan sebagai
satu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian - bagian
kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam teori mikroekonomi masalah
ekonomi dibedakan menjadi 3 persoalan yang dinyatakan dengan :
- Apakah jenis – jenis barang dan jasa yang
perlu diproduksi?
- Bagaimanakah barang dan jasa yang diperlukan
masyarakat akan dihasilkan?
- Untuk siapakah barang dan jasa perlu dihasilkan?
Misalkan masalah Pengangguran dan inflasi
Pada umumnya pengeluaran agregat yang sebenarnya
adalah lebih rendah daripada yang diperlukan untuk mencapai kesempatan kerja
penuh. Keadaan seperti ini akan menimbulkan pengangguran. Ada kalanya
permintaan agregat yang melebihi kemampuan perekonomian untuk memperoduksi
barang dan jasa akan menyebabkan kenaikan harga atau inflasi Kemudian Langkah – langkah pemerintah intuk
mengatasi masalah pengangguran dan inflasi dibedakan menjadi 2 bentuk yaitu:
Ø
Kebijakan
Fiskal
Ø
Kebijakan
Moneter
KEBIJAKAN FISKAL adalah
kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengolah / mengarahkan
perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara
mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan
fiskal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai pelaku sektor public
dengan instrumen utamanya adalah perpajakan.
Sebagai contoh tindakan yang dilakukan pemerintah adalah memperbesar pengeluaran
pemerintah dengan menambah subsidi kepada rakyat kecil atau mengurangi tingkat
pajak. Kebijakan Fiskal
mempunyai kebijakan yang sama dengan Kebijakan Moneter. Perbedaannya terletak
pada isntrument kebijakannya. Jika dalam Kebijakan Moneter pemerintah
mengendalikan jumlah uang yang beredar, maka dalam Kebijakan Fiskal pemerintah
mengendalikan penerimaan ( T ) dan pengeluaran ( G ).
KEBIJAKAN
MONETER (istilah lainnya kebijakan uang ketat) adalah upaya mengendalikan atau
mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan (lebih baik) dengan
mengatur jumlah uang yang beredar. Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat
mempertahankan, menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam upaya
mempertahankan kemampuan ekonomi bertumbuh, sekaligus mengendalikan inflasi.
Melalui kebijakan moneter, Bank Sentral dapat mempertahankan, menambah, atau
mengurangi JUB untuk memacu pertumbuhan ekonomi sekaligus mempertahankan
kestabilan harga-harga. Berbeda dengan kebijakan fiskal, kebijakan moneter
memiliki selisih waktu (time lag) yang relatif lebih singkat dalam hal
pelaksanaannya. Hal ini terjadi karena Bank Sentral tidak memerlukan izin dari
DPR dan kabinet untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah
yang sedang dihadapi dalam perekonomian.
Ada 3
instrumen dari Kebijakan Moneter yaitu :
1. Operasi pasar terbuka (open market operation) Yaitu kebijakan pemerintah mengendalikan
jumlah uang yang bredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga
milik pemerintah. Di Indonesia operasi pasar terbuka dilakukan dengan menjual
atau membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang
(SPBU).
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Salah
satu fasilitasnya yaitu adanya tingkat bunga diskonto yang maksudnya adalah
tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umun yang meminjam ke
bank sentral. Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka
pemerintah melakukan suatu cara yaitu menurunkan tingkat bunga penjaman (
tingkat diskonto ). Dengan tingkat bunga pinjaman yang lebih murah, maka
keinginan bank-bank untuk meminjam uang dari bank sentral menjadi lebih besar,
sehingga jumlah uang yang beredar bertambah dan sebaliknya.
3. Rasio Cadangan
Wajib ( Reserve Requirement Ratio ) Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat
mengubah jumlah uang yang beredar. Jka rasio cadangan wajib diperbesar, maka
kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar