Halaman

KONSEP-KONSEP ACTIVITY BASED COSTING


Sumber : The Toyota Way, Jeffrey K. Liker, 2006


SISTEM PEMBEBANAN BIAYA
Sistem pembebanan biaya dikelompokan menjadi dua :
1.    System biaya tradisional
SISTEM BIAYA TRADIDISIOANAL
Merupakan system pembebanan biaya sederhana yang perhitungan biaya produksi didominansi dengan bahan baku langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Focus system biaya tradisional terletak pada biaya produksi. Biaya produksi merupakan biaya yang berkaitan dengan proses pengelolahan bahan baku menjadi barang jadi. Menurut mulyadi (2003:102) biaya produksi dibagi menjadi dua golongan yaitu :
a.    Biaya produksi langsung
Biaya produksi secara langsung dapat dengan mudah dibebankan pada biaya produk tertentu, sedangkan
b.    Biaya produksi tidak langsung
Biaya produk tidak langsung membebankan biaya kepada produk berdasarkan cara alokasi dengan basis sembarang. Penerapan system tradisional ini dapat memberikan informasi biaya yang cukup akurat apabila :
-          Lini produk dan jasa tidak variatif
-          Beban biaya overhead rendah
-          Proses produksi atau jasa yang homogen
-          Pendistribusian, permintaan pelanggan dan pelanggan yang sama

Kelemahan system biaya tradisional (convensional)
System biaya tradisionalkurang optimal karena :
·         Dalam system tradisional tidak menyediakan informasi untuk memantau kinerja personal dalam mewujudkan rencana, tetapi hanya menyediakan informasi biaya terutama yang mefokuskan pada penyajian informasi keuangan, berupa biaya tahap produksi
·         Tidak memberikan informasi yang memberdayakan manajemen dan karyawan dalam hal pengurangan serta perkiraan biaya secara handal.
Menurut hansen dan mowen (2006:57) kelemahan dalam penerapan system tradisional adalah dalam pembebanan biaya, digunakan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak, akan tetapi dalam system tradisional penelusuran penggerak hanya mengunakan penggerak produksi.
2.    Activity based costing
Kemunculan activity based costing
Awal perkembangan abc disebabkan adanya masalah yang dihadapi perusahaan dalam hal pembebanan biaya overhead pabrik dengan perusahaan yang menghasilkan banyak jenis produk, menurut mulyadi (2003:51). Akuntansi  tradisional hanya menggunakanvoleme-related drivers untuk membebankan biaya overhead pabrik ke produk, sehingga biaya produk yang dihasilkan tidak akurat. Menurut blocer, chen, chokin, lin (20055:222) activity based costing adalah sebuah pendekatan biaya dimana pembebanan biaya atas sumber daya ke objek baiya baik produk maupun jasa didasarkan atas aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya tersebut. Tahap awal dalam menerapkan activity based costing merupakan tahapa awal dalam perencanaan biaya berdasarkan aktifitas. Yang ertama dilakukan adalah menelusuri aktivitas dan selanjutnya menelusuri produk. Nama lain lain yang tepat dari activity based costing adalah “kalkulasi biaya berbasis transaksi
Activity based costing adalah metode kalkulasi biaya yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap kejadian atau transaksi (aktivitas) dalam suatu organisasi yang berlaku sebagai pemavu biaya. Biaya overhead kemudian dialokasiakan ke produk dan jasa dengan dasar jumlah dari kejadian atau transaksi tersebutyang produk atau jasa hasilkan.
Jadi, activity based costing merupakan suatu perhitungan biaya produk berdasarkan konsumsi atas sumber daya sebagai akibat dari aktivitas yang dilakukan dan menempakan aktivitas sbagai faktor utama dengan cara mlakukan penelusuran aktivitas terlebih dahulu kemudian produk.

Penggunaan activity based costing
Ada dua hal mendasar yang perlu diperhatikan sebelum menerapkan meodeperhitungan activity based costing :
1)    Biaya overhead atau biaya-baiya berdasarkan non unit yang timbul lebih besar daripada biaya langsung lainnya. Amka system ini dapat diterapkan oleh perkembangan teknologi.
2)    Ada perbedaan yang mendasar antara konsumsi aktivitas berdasarkan unit dan aktivitas non unit. Maka metode activity based costing kurang tepat diterapkan pda perusahaan produknya minim.

Indikator perusahaan membutuhkan metode abc
Berikut ini indikasi perusahaan yang memerluakn penerapan metode activity based costing :
1.    Tenaga kerja angsung merupakan presentase terkecil pada total biaya
2.    Penjualan meningkat tapi keuntungan menurun
3.    Bagian pemasaran tidak menggunakan laporan biaya untuk menentukan harga
4.    Sulit untuk menjelaskan atau menentukan laba produk
5.    Manajer tidak percaya atau kurang yakin terhadap laoran biaya produk
6.    Beberapa produk lain yang menghasilkan margin keuntungan tapi tidak dijual oleh pesaing
Activty based costing sangat tepat untuk diterapkan pada perusahaan modern saat ini akrena beberapa alasan :
1.    Keragaman produk
Dengan adanya keanekaragaman produk diharapkan penggunaan meted abc dapat membantu dalam penentuan harga pokok produk agar lebih maksimal.
2.    Organisasi menghadapi persaingan yang ketat
Faktor utama yaitu kemajuan teknologi yang berkembang pesat. Perhitungan harga pokok produk atau jasa yang akurat akan mendukung manajemen organisasi dalam mengambil keputusan.
3.    Biaya pengukuran rendah
Denga pengukuran biaya rendah diharapkan biaya peracangan dan pengopersian system harus lebih rendah disbanding dengan manfaat yang akan diperoleh pada masa mendatang.

MANFAAT PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING
Penerapan activity based costing dalam perusahaan menpunyai manfaat dan kebaikan sebagai berikut :
1.    Dapat meyakinkan manajemen perusahaan dalam mengambil agar lebih kompetitif.
2.    Manajemen akan berada dalam suatu posisi melakukan penawaran kompetitif yang lebih wajar
3.    Activity based costing dapat membantu manajemen dalam membuat keputusan apakah harus membuat suatu produk atau membeli.
4.    Dapat melakukan analisis yang akurat mengenai voleume yang diperluakn untuk mencapai titik impas atas produk yang bervolume rendah
5.    Manajeme dapat mulai merekayasa kembali proses manufaktur untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih efisisen dan lebih tinggi.
6.    Pengukuran profitabilitas yang lebih abik yaitu manajen dapat menentukan keputusan strategis yang diinformasikan dengan lebih baik tentang penetapan harga jual, lini produk dan segmen pasar.
7.    Keputusan dan kendali yang lebih baik yaitu manajemen dapat emningkatkan lini produk dan nilai proses dengan membuat keputusan yang lebih abik tentang desain produk, mengendalikan biaya secara lebih abik, and membantu perkebangan proyek-proyek yang meningkatkan nilai.
8.    Informasi yang lebih baik untuk mengendalikan biaya kapasitas yaitu membantu manajer mengindentifikasi dan mengendalikan biaya kapasitas ynag tidak terpakai.

KELEMAHAN SISTEM ABC
Beberapa kelemahan sistem activiy based costing yang diidentifikasi antara lain :
a.    Tidak dapat diterapkan pada semua jenis organsasi perusahaan.
Maksunya system ini akan menimbulkan pembebanan biaya yang cukup besar terhadap produk yang dihasilkan.
b.    Membutuhkan suasana dan lingkunagn khusus.
Yaitu dikarenakan metode actuvity based costing membutuhkan persyratan yang khusus dalam penerapannya.
c.    Minimnya pemahamaan tentang konsep abc
Yaitu kurangnya pemahaman tentang metode actvity based costing merupakan faktor utama kegagalan perusahan yang berniat berpindah dari system tradisioanal dan menerapkan metode abc.

Bebearpa keterbatasan lainnya dari activity based costing menurut blocher, chen, coking dan lin (2005:233) :
1.    Alokasi
Yaitu biaya yang memiliki cost driver berdasarkan sumber daya dan aktivitas yang tepat atau tidak ganda. Contohnya adalah biaya pendukung fasilitas seperti biaya system informasi, gaji manajer pabrik, asuransi pabrik, dan pajak bumi bangunan untuk pabrik.
2.    Mengabaikan biaya
Biaya yang diidentifikasi dengan menggunakan abc tidak mencangkup secra keseluruhan biaya yang berhubungan dengan produk atau jasa.
3.    Mahal dan menghabiskan waktu
Umumnya dikarenakan pergeseran metode pembebanan biaya secara tradisional ke metode activity based costing membutuhkan biaya yang mahal dan waktu yang dibutuhkan relative panjang

Keputusa perusahan untuk menerapkan activity based costing mempunyai tujuan untuk memajukan perusahaan dengan melakukan penekanan pada biaya produksi. Denag tujuan tersebut, diharapakan perusahaan dapat bersaing dengan pesaingnya dan persahaan daoat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Menurut laksono (2011) ini menunjukan bahwa kejelasan tujuan mempunyai pengaruh yang signifiakan terhadap konflik kognitif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap konflik afektif. Sehingga disimpulkan bahwa kebanyakan orang yang mempunyai pendidikan tinggi berpendapat, sealam bebearpa fasilitas yang dibutuhkan dalam penerapan activity based costing dapat dipenuhi maka dapat dipastikan perusahaan tersebut mempunyai tujuan yang jelas dan komitmen tinggi untuk memajukan perusahaan. Dengan dibant adanya manajemen puncak maka diharapkan tiap individu dapat bekerja lebih maksimal sehingga meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan menghasilkan produk unggulan denga fasilitas yang yang diberikan perusahaan.
Dukungan dari top manajement mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap karyawan perusahan yang mempunyai pandangan kognitif dan afektif terhadap penerapan activity based costing. Kejelasan da dukungan top management merupakan strategi yang kompetitif dalam pengembangan umberdaya manusia agar dapat mengimplementasikan seistem pembebanan biaya berdasarkan aktivitas dengan baik.
Budaya masyarakat negara maju dengan negara yang sedang berkembang. Budaya masyarakat negara maju lebih krisis terhadap permasalahan yang dihadapi dan mengapdosi system demokrasi scara benar. Sehingga pola piker kritis menunjukan sifat budaya barat yang lebih demokrasi. Sedangkan budaya masyarakat timur, terutama indonesia cenderung merasa enggan untuk menilai seorang pemimpin yang dipandang karisma. Sehingga dalam hal ini, dukungan seorang pemimpin dipandang lebih dibutuhkan dan lebih berpenagruh terhadap kinerja suatu karyawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AYAM RICA – RICA

  BAHAN : ·          ½ Sayap ayam potong jadi tiga per sayam atau dua ·          1 Tempe potong dadu jangan terlalu kecil juga janga...