Surat – surat berharga merupakan
bentuk penyertaan sementara atau investasi jangka pendek dalam rangka
memanfaatkan dana yang menganggur (idle
fund). Investasi sementara akan menghasilkan pendapatan. Contoh dari surat-surat
berharga seperti Saham (bukti
kepemilikan perusahaan) dan Obligasi
(bukti utang bagi perusahaan yang menerbitkan). Sedangkan sifat dari surat-surat
berharga yaitu Mempunyai pasar / dapat diperjualbelikan, Pemilikan surat
berharga tidak dengan maksud menguasai perusahaan lain, Memanfaatkan dana
surplus sehingga Surat Berharga akan dijual kembali jika dana dibutuhkan untuk
kegiatan perusahaan. Berikut ini transaksi yang berkaitan dengan investasi sementara
:
·
Transaksi Pembelian SB :
(D) Surat-surat Berharga XX
(K) Kas XX
(dicatat sebesar harga perolehan)
Harga Perolehan = harga beli + semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh surat
berharga (komisi, fee, biaya transaksi)
|
·
Transaksi Penerimaan
Pendapatan :
(D) Kas XX
(K) Pendapatan Dividen XX
(jika investasi dalam bentuk saham)
Atau,
(D) Kas XX
(K) Pendapatan Bunga XX
(jika investasi dalam bentuk
obligasi)
·
Transaksi Penjualan SB :
Jika H.Po > H.Jual à Rugi
(D) Kas XX
(D) Rugi Penjualan SB XX
(K)
Surat-surat Berharga XX
Jika H.Po < H.Jual à Laba
(D) Kas XX
(K) Surat-surat Berharga XX
(K) Laba Penjualan SB XX
SAHAM
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan
bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Membeli saham berarti anda telah
memiliki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut. Maka dari itu, Anda berhak
atas keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen. Berikut ini contoh investasi
sementara pada saham :
1. Tanggal 5
Jan
2016 PT. CINTA membeli 10 lembar saham milik PT. RINDU dengan kurs 107.
Saham tersebut mempunyai nilai nominal Rp 10.000,- per lembar. Untuk
transaksi ini,
perusahaan dibebani biaya komisi broker plus materai sebesar Rp 3.000,-
Perhitungan :
H.
Beli = Rp 10.000 x 10 x 107 = Rp 107.000,-
Bi.
Komisi = Rp 3.000,-
Harga
Perolehan = Rp
110.000,-
Jurnal :
(D)
SB - Saham PT. CINTA Rp 110.000,-
(K) Kas Rp 110.000,-
2. Tgl. 31 Okt 2016, PT. CINTA menerima
dividen tunai sebesar Rp 200,- per lembar
Perhitungan :
Dividen
= 10 lbr x Rp 200,-
= Rp 2.000,-
Jurnal :
(D)
Kas Rp
2.000,-
(K) Pendapatan Dividen Rp 2.000,-
3. Tgl. 10
Nov 2006, PT.
RINDU menjual 4 lbr sahamnya dengan harga Rp 10.450 per lembar.
Perhitungan :
-
Harga Jual = 4 x Rp 10.450,- = Rp 41.800
-
Harga
Perolehan (4 lb) = 4/10 x Rp 110.000 =
Rp 44.000
-
Rugi Penjualan Saham = Rp
2.200
Jurnal :
(D)
Kas Rp
41.800
(D) Rugi Penjualan Saham Rp 2.200
(K) SB – Saham PT. CINTA Rp 44.000
OBLIGASI
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh
penerbit obligasi kepada pemegang obligasi, beserta janji untuk membayar
kembali pokok utang beserta kupon bunganya kepada pemegang Obligasi sesuai
dengan syarat-syarat yang telah disetujui pada waktu pembelian surat utang. Perlu
diperhatikan, Apakah tanggal transaksi bertepatan dengan tanggal bunga obligasi
atau tidak. Umumnya bunga obligasi dilakukan dua kali dalam setahun (semesteran / semi annual). Bunga obligasi dihitung berdasarkan % bunga x NN obligasi. Contoh
investasi sementara pada obligasi (jika pembelian bertepatan dengan tanggal
bunga obligasi) :
1. Tanggal 2 Apr 2016 Perusahaan
membeli obligasi milik PT. CINTA nominal Rp 10.000,- per lembar sebanyak 1000
lbr dengan harga Rp 9.600,- Bunga obligasi 9% (dibayar setiap tgl 1 Apr & 1
Okt)
Jurnal 2
Apr 2016 :
(D) SB-Obligasi PT. CINTA Rp 9.600.000
(K) Kas Rp 9.600.000
Jurnal 1 Okt 2016 (jika obligasi
tetap dipegang maka ada penerimaan bunga)
(D) Kas Rp 450.000
(K) Pendapatan Bunga Rp 450.000 (= 9% x Rp 10.000 x 1000 lb x 6/12)
2. Tgl 3 Okt 05 perush
menjual obligasi PT. CINTA dengan kurs 102%
Perhitungan :
HJ = 102% x Rp 10.000 x 1000 lb = Rp 10.200.000
H.Po = = Rp
9.600.000
Laba Penjualan = Rp
600.000
Jurnal :
(D) Kas Rp 10.200.000
(K) SB-Obligasi PT. CINTA Rp 9.600.000
(K) Laba Penjualan Rp
600.000
Apabila,
transaksi terjadi antara tanggal pembayaran bunga, maka ada bunga berjalan. Bunga
berjalan dihitung dari tanggal pembayaran bunga sebelum transaksi. Bunga
berjalan diperhitungkan dalam jumlah yang dibayar. Pencatatan bunga berjalan :
1) Pendekatan Neraca à Piutang Bunga
2) Pendekatan L/R à Pendapatan
Bunga
Contoh : Obligasi PT. CINTA pada
contoh sebelumnya dibeli pada tgl 1 April 2016
Perhitungan :
H.Beli
= 1000 lbr x Rp 9.600 = Rp 9.600.000
Bunga
berjalan = 9% x Rp 10 juta x 3/12 =
Rp 225.000
Jumlah
Dibayar =
Rp 9.825.000
Jurnal pada saat pembelian
(1 April 2016)
:
-
Pendekatan Neraca :
(D) SB-Obligasi PT. CINTA Rp 9.600.000
(D) Piutang Bunga Rp
225.000
(K) Kas Rp
9.825.000
-
Pendekatan L/R :
(D) SB-Obligasi PT. CINTA Rp 9.600.000
(D) Pendapatan Bunga Rp 225.000
(K) Kas Rp 9.825.000
Jurnal pada saat
penerimaan bunga ( 1 Okt 2016 ) :
-
Pendekatan Neraca :
(D) Kas Rp 450.000
(K) Piutang Bunga Rp 225.000
(K) Pendapatan Bunga Rp 225.000
-
Pendekatan L/R :
(D) Kas Rp
450.000
(K) Pendapatan Bunga Rp
450.000
Penjualan Obligasi Tidak
Bertepatan Dengan Tanggal Bunga : Seperti bunga berjalan diperhitungkan dalam jumlah
yang diterima.
Contoh : Obligasi PT. CINTA dijual
pada tanggal 2 Nop 2016 dengan harga Rp 9.500,- per lembar
Perhitungan :
Bunga
berjalan = 1 Okt – 2 Nop
Bunga = 9% x Rp
10 juta x 1/12
= Rp 75.000
H.
Jual =
Rp 9.500 x 1000 lb = Rp 9.500.000
Bunga
Berjalan = Rp 75.000
Jumlah
Diterima = Rp 9.575.000
Bandingkan antara H.Jual dengan H. Po :
H.
Jual = Rp 9.500.000
H.
Po = Rp 9.600.000
Rugi
Penjualan = Rp
100.000
Jurnal :
(D)
Kas Rp 9.575.000
(D)
Rugi Penjualan Rp 100.000
(K) SB-Obligasi PT. X Rp 9.600.000
(K) Pendapatan Bunga Rp
75.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar